Wahai orang yang kaku dalam tabiat kehinaannya, bergeraklah menuju
istana pemikiran yang dapat menariknya menuju hati tabiat. Lihatlah untuk apa
kamu diciptakan, apa tujuan dari penciptaanmu, latihlah anak kuda jiwamu,
niscaya nanti akan mudah menungganginya. Matikanlah air mata raksa tabiat,
tentu engkau bisa memakainya, carilah fajar pahala, maka engkau akan merasa
ringan dengan gelapnya kewajiban. Tuangkan khamar hawa nafsu sebelum engkau
disergap polisi, berdirilah di atas kaki kesabaran.
Wahai orang yang tidur sepanjang malam! Persahabatan telah berlalu dan
matahari uban telah terbit, sedangkan engkau tidak terjaga dari tidurmu. Jika
engkau bangun pada waktu sahur, tentu engkau akan menyaksikan jalan para hamba
telah penuh sesak dengan manusia. Jika engkau mendatangi mata air Madyan, maka
di sana engkau akan menemukan suatu umat sedang mengambil air. Mereka berdiri
di atas kaki-kaki kebingungan di antara tempat berteduh kehati-hatian dan jalan
raya kerinduan.
Mereka menyirami dengan air mata mereka, di sana ada orang yang tersesat
dan ada bunga laurel. Nafas-nafas laksana halilintar dalam rintihan yang
menyerupai petir. Hadirlah bersama-sama rombongan itu di kala sahur, saat
melepas pakaian. Jika engkau tidak pantas, maka berikanlah andilmu dan apabila
sewaktu pembagian itu hadir kerabat, yang seandainya dari dadamu naik desahan
nafas rasa kasihan, tentu hal itu akan menggerakkan awan yang akan menurunkan
tetesan-tetesan ampunan. Pintu-pintu raja jangan diketuk dengan tangan-tangan
dan jangan dipukul dengan batu, tetapi dengan jiwa orang yang membutuhkan.
0 comments:
Post a Comment