Cukuplah Kematian Menjadi Pelajaran

Aku sadar betul kematian dan peristiwa-peristiwa

di belakangnya

Siapa pun takkan bisa terlepas darinya , pasti akan

melaluinya

Kematian akan menyingkap semua tabir

Hingga tak satupun menjadi samar

Kubur bisa jadi sebuah taman syurga

Dan bisa pula sebagai api neraka.

Jika ia baik, maka setelahnya adalah kenikmatan

Yang tiada tara dari Tuhan

Namun jika jahat, maka setelahnya adalah

ke sengsaraan yang jauh lebih dahsyat.

Ratapilah kematianmu wahai orang yang sengsara

Sebab, sekalipun orang meratapinya

Engkau pasti akan tetap mati juga

Walaupun umurmu panjang seperti umur Nabi Nuh.

Anak-anak muda telah beruban dan orang-orang

telah menghilang

Pagi telah berlalu, dan sore pun telah pergi

Maka malam pun menggantikan siang

Dan generasi baru pun berdatangan

Kita pergi dan pulang karena kebutuhan hidup

Padahal kebutuhan orang yang hidup itu tiada putus-putusnya

Segenap kebutuhan menjadi mati bersamaan

dengan kematian pemiliknya

Kebutuhan yang tetap hidup hanyalah

amal shaleh dan kebajikan.

Ingatlah hai saudaraku!

Sungguh kematian telah memakan kedua biji mata dari kepala mereka

Memisahkan kedua telapak tangan dari pergelangan mereka

Memutuskan kedua pergelangan dari siku mereka

Dan melepaskan kedua lengan dari badan mereka.

Apakah ini tidak cukup menjadi pelajaran bagi yang hidup?