Kesungguhan, Keluhuran dan Kontinuitas Dalam Belajar

Dengan kesungguhan hal yang jauh jadi berada

pintu terkuncipun jadi terbuka.

Titah Allah yang paling berhak bilang sengsara

yang bercita tinggi namun hidupnya miskin papa.

Disini bukti kelestarian takdir dan hukum-Nya

bila si pandai hidup sengsara, sedang si bodoh cukup berharta.

Tapi yang hidup akalnya, tidak diberi harta dan benda

keduanya pada berpisah, satu di sini satu di sana.

Kau idamkan menjadi Faqih penganalisa

padahal tak mau sengsara

macam-macam sajalah penyakit gila.

Tidak bakal engkau memboyong harta

tanpa menanggung mesakat derita

ilmupun begitu pula.

Seukur kesulitan, ukuran keluhuran

siapa ingin luhur, jangan tidur semalaman.

Kau ingin mulya tapi tidur di malam hari

dengan menyelam laut, permata kan didapati.

Keluhuran derajat dengan hikmah yang tinggi

keluhuran seseorang dengan berjaga di malam hari.

Oh Tuhan, kubuang tidurku di malam hari

demi ridha-Mu Ya Maulal Mawali.

Siapa tanpa mau sengsara inginkan keluhuran

mengulur umur buat yang takkan kedapatan.

Ya Allah, Tolonglah saya agar mendapati ilmu

sampaikan saya dikemulyaan sisi-Mu.

Jadikan malam unta tunggangan

buat kau dapat yang kau citakan.

Kurangilah makan agar kau mampu berjaga

bila kau idamkan mendapat sempurna.

Hai pelajar patuhilah wara'

singkirilah tidur waspadalah perut kenyang.

Langgengkan belajar jangan kau rusak

dengan belajar ilmu tegak dan makin menanjak.

Sebesar sengsara itulah kesuksesan citamu

siapa menuju cita jangan tidur di malam berlalu.

Sempatkan dirimu di masa muda

dan ingat masa itu tak lama berada.

Seberapa kadar ahli cita, si cita-cita kan didapati

seberapa kadar orang mulya, si kemulyaan kan ditemui.

Orang berilmu hidup kekal setelah mati

ruas tubuhnya telah hancur lebur ditimbun duli.

Orang bodoh jalan di bumi mati hukumnya

dikira hidup nyatanya mati.

Orang berilmu namanya harum berlipat tinggi

orang yang bodoh begitu mati tertimbun duli.