Ingatlah Kematian

Tidak ada satupun yang berseri itu kekal

Hanya Tuhan Yang akan kekal

sedangkan harta dan anak akan melambai.

Harta rampasan Perang Hormuz yang melimpah

tidak akan membatu

Keabadian berusaha eksis namun tidak pernah berhasil

Sulaiman si Penakluk angin juga tidak mampu

Manusia dan jin pun ditolak untuk abadi

dan mereka datang silih berganti.

Ingatlah mati, si penghancur kenikmatan

Dan bersiaplah berangkat pada pembantingan yang pasti datang

Ingatlah maut, maka kamu akan dapat ketenangan

Dalam mengingat maut pun angan-angan akan sirna.

Ia selalu meneriakkan keberangkatan dan menyebutnya

Sehingga unta juga merasa terusik untuk selalu siap

Lalu ia pun ditimpa rahil dalam keadaan siap sedia

Punya bekal dan tidak pernah lengah oleh angan-angan!

Kami hanya akan memberimu sedikit 

dari panjang masa yang kamu kumpulkan,

yaitu dua helai kain penutup raga dan kapas penutup rongga.

Kamu mengejar dunia seakan engkau abadi

Sedang maut selalu mengejar jejakmu

Maut mengepung setiap manusia

Tidak ada satu tempat pun untuk melarikan diri.

Wahai kawan yang tertipu, mengapa kamu masih bermain?

Kamu punya angan-angan panjang sedangkan maut lebih dekat

Kamu tahu bahwa ambisi adalah lautan luas

kapalnya adalah dunia, maka ia berlayar padamu.

Dokter dengan kedokteran dan obatnya

Tidak mampu menolak perampasan yang telah datang

Mengapa si dokter juga mati karena suatu penyakit

sedangkan sebelumnya ia mampu menyembuhkan

orang lain dari penyakit yang sama

Telah mati yang mengobati, yang diobati, yang membuat obat,

yang menjual obat, serta yang membeli obat.